TiTLE: Tips Menangani Ular
Label: Notice, Site News, Tips,
URL Adress:
Islami:
Last Updated:
Beberapa hari kebelakang rumah saya kemasukan ular yang menyebabkan
seisi rumah jadi kaget dan panik, setelah 2 hari baru ular nyasar tersebut
bisa ditemukan dan dibawa keluar dan letakkan di tempat yang aman dan
jauh dari rumah.
Dengan kejadian tersebut saya coba untuk googled mengenai Tips Menghadapi
ular yang nyasar masuk rumah, dan menemukan beberapa artikel (tips) menarik dan
semoga bermanfaat bagi sahabat2x...
riansagit
| 06:18 |
Foto: Dok. riansagit research
Ular memangsa setiap mangsanya untuk keperluan dirinya. Dalam menjalani kehidupannya,
sering kali ular ditemukan berada ditempat yang bukan merupakan habitatnya. Salah satu
contoh ialah ditemukannya ular dipekarangan atau halaman atau taman belakang suatu
rumah penduduk. Bagaimana mungkin seekor ular yang berhabitat asli di rawa dan hutan
ini bisa berada ditempat yang bukan merupakan habitat aslinya. Untuk beberapa kasus
yang terjadi di komplek Bukit Datuk, kejadian ini dikarenakan ular tersebut mengikuti
atau mengejar mangsanya yang berlari menuju rumah penduduk tersebut. Mangsa ular-ular
itu sendiri (hewan-hewan seperti : tikus, ayam hutan, biawak, dsb) mempunyai habitat
asli yang sama dengan ular, yaitu rawa dan hutan. Kebanyakan dari hewan-hewan tersebut
pergi atau keluar dari habitat aslinya dikarenakan semakin sedikitnya lahan hutan yang
ada di daerah kota dumai, khususnya di komplek Bukit Datuk tersebut.
Read More »
Semakin sedikit atau menyempitnya lahan-lahan hutan ini ditenggarai oleh ulah
manusia yang sering melakukan penebangan liar dan pembakaran hutan yang dimaksudkan
untuk kepentingan pribadi atau suatu lembaga. Oleh karena itulah hewan-hewan serta
ular ini sendiri tak lagi memiliki habitat asli yang luas dan aman.
Bila seekor ular berada pada suatu tempat yang tak seharusnya, seperti di dalam rumah,
maka banyak akibat atau resiko yang dapat merugikan penduduk (manusia). Diantaranya
ialah terkena patukan, kehilangan hewan ternak atau menjadi mangsa ular tersebut.
Kebanyakan kasus ular masuk kedalam rumah atau pemukiman yang terjadi di komplek Bukit
datuk ini menyebabkan penduduk merugi akibat hewan ternak yang dimilikinya menjadi
santapan dari ular-ular yang melata tersebut.
Namun ada juga beberapa kasus yang cukup mengkhawatirkan, yaitu beberapa orang dewasa,
terutama anak-anak yang terkena patukan dari ular-ular yang masuk kedalam rumah mereka
tersebut. Ada yang terkena patukan ular yang bebisa dan ular yang tak berbisa.
Namun hingga kini belum ada satu laporan kasuspun dari kejadian ini yang menyebabkan
kematian pada seseorang. Akan tetapi akan lebih baik lagi bila masyarakat/penduduk
mengetahui cara mengatasi ular yang masuk kedalam rumah atau pemukiman tersebut.
Tidak mesti selalu membunuh bila bertemu dengan ular. Sebab hal ini dapat menyebabkan
penurunan dalam populasi ular serta dapat menyebabkan kepunahan dan juga dapat merusak
ekosistem.
sumber:
http://bijakdalambertindak.blogspot.com/2011/02/sebab-akibat-ular-masuk-rumah.html
Safari Sidakaton at Jumat, 30 November 2012 |
Jika ada ular yang tak sengaja masuk ke dalam rumah,
usahakan untuk tetap diam dan tenang.
Foto: Dok. Agheelz
Anda mungkin akan kaget, jika tiba-tiba mendapati seekor ular yang 'nyasar'
masuk ke dalam rumah. Apa yang harus dilakukan saat menghadapi ular tersebut?
Nah, banyak masyarakat awam yang mungkin akan langsung membunuh sang ular tanpa
ampun. Padahal, itu tak perlu dilakukan. Banyak alasan kenapa ular masuk ke rumah
kita, diantaranya karena mengejar mangsanya, mencari sumber air, atau kadang hanya
mencari tempat bersembunyi dari kejaran predator lain.
Read More »
Ular pun tak bisa keluar dari rumah karena mungkin lupa jalan
masuknya. Pada dasarnya, ular menghindari manusia dan itu sudah menjadi
instingnya. Namun, jika ular tersudut, maka ia akan menyerang untuk
mempertahankan diri.
Sebelum menyerang dengan gigitannya, biasanya ular akan mengancam
dulu dengan suara desis dan memposisikan diri untuk siap menyerang.
Untuk jenis ular piton yang tidak berbisa, selain berdesis dan sikap
mengancam, ia juga akan mengeluarkan kotoran.
Sebelum menyerang dengan gigitannya, biasanya ular akan mengancam
dulu dengan suara desis dan memposisikan diri untuk siap menyerang.
Untuk jenis ular piton yang tidak berbisa, selain berdesis dan sikap
mengancam, ia juga akan mengeluarkan kotoran.
Foto: Dok. Agheelz
Umumnya, ular yang masuk ke dalam rumah berjenis piton yang tidak berbisa.
Tetapi tidak menutup kemungkinan ada juga ular berbisa yang masuk ke
dalam rumah. Ular berbisa yang kadang ditemui umumnya berjenis kobra.
Sekali lagi, ular masuk ke dalam rumah mungkin karena mengejar
mangsanya yang bersembunyi.
Ular tersebut mungkin jatuh karena mungkin ada yang menebang dahan
pohon tempatnya tinggal, lalu berusaha untuk kembali ke pohon melalui
pagar. Selain itu ada juga ular pohon yang tidak berbisa yang juga
berwarna hijau. Bedanya adalah pada warna ekor. Jadi, jika menemui ular
hijau tetapi ekornya tidak merah, berarti tidak berbisa atau berbisa
rendah dan sebaliknya jika ada ular hijau berekor merah berarti berbisa
tinggi.
Nah, dikutip dari
Agheelzgoblog.blogspot.com, berikut adalah
beberapa jenis ular yang biasanya sering 'nyasar' ke rumah kita:
-
Ular piton atau ular sanca. Tidak berbisa tetapi melilit.
-
Ular hijau ekor merah (Trimeresurus albolabris), berbisa tinggi.
-
Ular kobra (Naja sp), berbisa tinggi.
-
Ular cincin mas (Boiga dendrophila), berbisa rendah.
-
Ular pohon, tidak berbisa.
-
Ular cicak atau ular rumah (Lycodon sp), tidak berbisa.
-
Ular kawat atau ular pot (Ramphotyphlops braminus),
tidak berbisa, seperti cacing.
Foto: Dok. Agheelz
Yang harus dilakukan jika ada ular masuk ke dalam rumah adalah usahakan
tetap diam dan tenang. Meskipun ular tidak bisa mendengar, tetapi
getaran suara dapat membuatnya panik terutama jika berteriakmelengking.
Ular merasakan lingkungan sekitar dengan bantuan lidahnya yang dijulurkan.
Dengan lidahnya pula ular mencium. Jika ular merasa terancam,
maka dia pun akan balik mengancam dan bahkan bersiap menyerang kita.
Setelah itu, lihat benda-benda di sekitar kita. Adakah yang bisa
digunakan untuk menanganinya? Misalnya jika ular kecil, bisa kita
sapukan saja dengan sapu rumah biasa. Jika tidak berani, sebaiknya
minta tolong teman, saudara atau tetangga. Biasanya dengan bersama-sama
membuat kita lebih merasa aman.
Berikut ini beberapa cara mengusir ular keluar rumah:
-
Usir dengan menggunakan sapu ijuk.
-
Jika tak bisa dengan sapu ijuk, coba pojokkan dulu ularnya. Ketika ular mulai
terpojok, gunakan kain lap atau karung, coba untuk menutup bagian kepala ular.
-
Setelah kepala ular tertutup, coba diraba bagian kepalanya dan pegang.
-
Ketika sudah terkendali, pegang badan ular untuk dimasukkan ke dalam ember.
Foto: Dok. Agheelz
Lalu bagaimana jika ular yang masuk ke rumah kita adalah ular piton yang besar?
Sebaiknya kita jangan menangani sendiri jika tidak mengerti caranya. Cobalah minta
bantuan orang lain seperti keluarga, saudara atau tetangga terdekat atau jika
memungkinkan, orang-orang yang memang terbiasa menangani ular.
Ular piton yang besar mempunyai tenaga yang besar pula, maka ular
akan mampu melilit manusia dewasa. Oleh karena itu, jangan coba-coba
untuk menanganinya sendiri! Meskipun ular piton tidak berbisa, tetapi
belitannya bisa meremukkan tulang. Untuk mengatasinya, gunakan karung
atau sarung untuk menangkap ular dan juga untuk melindungi diri dari
serangannya.
Bantuan diperlukan untuk menggiring ular menuju karung atau sarung.
Tutup bagian kepala ular dengan karung. Setelah kepala terpegang, yang
lain segera memegang tubuh ular. Angkat ular dengan hati-hati agar ular
tidak berontak. Masukkan ular kedalam karung atau sarung yang diikat di
salah satu sisinya, setelah itu bawa keluar. Ingatlah, sedapat mungkin
jangan membunuh ular tersebut, namun bawa keluar dan letakkan di tempat
yang aman dan jauh dari rumah. **MS
sumber:
http://www.tnol.co.id/tips-trik/18070-tips-menangani-ular-yang-nyasar-ke-dalam-rumah.html
Safari Sidakaton at Jumat, 28 Desember 2012 |
Jika sedikit lebih berani, niscaya kita bisa menanganinya.
Foto: Istimewa
Ular merupakan hewan yang luar biasa, meskipun sebagian dari kita takut terhadap
mereka dan mungkin tidak akan pernah berani menangani satu ekorpun ular selama
hidup kita. Namun, jika sedikit lebih berani, maka niscaya kita bisa menanganinya.
Ada beberapa langkah untuk menangani ular, karena ular juga memiliki berbagai macam
karakter dan jenis. Dari yang jinak dan biasa-biasa saja, hingga yang sangat berbisa.
Hal ini tentu membutuhkan cara tersendiri untuk menanganinya.
Read More »
Seperti yang dikutip dari
http://agheelzgoblog.blogspot.com,
sedikitnya ada delapan langkah untuk menangani ular. Berikut adalah tahapannya:
-
Langkah pertama saat menangani ular besar seperti sanca misalnya, adalah
meminta bantuan orang lain jika sekiranya tidak sanggup. Jika besar atau
panjang ular lebih dari 3 meter, kita butuh bantuan 1 orang atau lebih.
Banyak kematian dan luka-luka yang disebabkan oleh orang yang mencoba menangani
ular besar sendirian. Jika ular merasa takut, biasanya dia akan membelit dengan
kuat dan kita akan membutuhkan orang lain untuk membantu melepas belitannya.
Jika tubuh kita lebih kecil daripada rata-rata orang dewasa, jangan coba-coba
menangani ular sepanjang 4-5 meter sendirian.
Foto: Istimewa
-
Sebelum kita menangani ular, yakinlah bahwa kita sudah mencuci tangan dengan
bersih. Hal ini untuk menghindari kesalahan indera penciuman ular yang mengira
tangan kita adalah makanan yang lezat. Selain itu, penglihatan ular pun tidak
seperti manusia. Jika tangan kita berbau seperti hamster, maka ular akan berpikir
itu adalah hamster yang lezat untuknya.
-
Mengumumkan kehadiran kita. Kita tidak ingin mengejutkan ular ketika akan
mengambilnya, jadi gunakan kombinasi suara dan sentuhan untuk membiarkan
sang ular tahu kalau kita ada disitu. Dengan lembut buka kandang dan perhatikan
lidah ular, yang menunjukkan bahwa ular merasakan kehadiran kita.
Kemudian, sentuh tubuh ular dengan lembut tetapi bukan di kepala. Jangan menepuk
ular dengan keras karena ular akan kaget dan balik menyerang kita sebagai reaksi
mempertahankan diri.
-
Angkat ular. Selipkan satu tangan kita sekitar 1/3 dari bagian bawah tubuh ular
dan mulai angkat perlahan-lahan. Letakkan tangan satu lagi di bagian bawah tubuh
ular yaitu sekitar 1/4 dari ular untuk mendukung berat tubuhnya. Jika jenis ular
sanca atau pembelit, biasanya bagian ekornya akan membelit lengan kita.
Biarkan saja. Pastikan agar jangan sampai kedua tangan kita, leher atau dada yang
dililitnya. Jangan pula menekan tubuh ular; biarkan ular merayap.
-
Hindari gerakan mendadak. Saat kita memegang ular, kita bisa bergerak, tetapi
lakukan secara perlahan. Tetap tenang dan santai. Ular suka tempat hangat
sehingga mereka akan melata di bawah atau sekitar pakaian kita.
Jika ular mencoba melata ke bagian lain tubuh kita yang tidak kita inginkan,
atau jika ia mencoba untuk melata ke tubuh kita, geser saja tangan kita dibawah
tubuh ular dan betulkan posisinya.
-
Jangan terlalu lama memegang ular. Ular bukan jenis hewan yang bersosialisasi.
Tidak seperti anjing dan kucing yang umumnya bisa berlama-lama kita belai,
penanganan yang terlalu lama bisa mengakibatkan ular stres. Menangani atau
bermain dengan ular selama 10-30 menit setiap harinya sudah cukup.
-
Kembalikan ular ke kandangnya dengan perlahan-lahan. Biarkan si ular melata
sendiri ke lantai kandang atau ke tanaman di dalam kandang. Setelah ular masuk,
pastikan kandang tertutup rapat, karena ular adalah hewan yang mampu menyelinap
keluar tanpa kita sadari.
-
Cuci tangan lagi dengan bersih. Reptil bisa membawa kuman yang tidak aman bagi
manusia, seperti salmonella. Segera cuci tangan setelah selesai memegang
ular. **MS
sumber:
http://www.tnol.co.id/tips-trik/18859-ini-dia-8-langkah-menangani-ular.html
OPiNi
| 02 May 2011 | 06:18 |
Untuk kedua kalinya, kutemukan ular di rumahku. Kali ini kusaksikan liukan ular itu
bergerak maju menyamping menuju ke arah belakang kursi. Dengan sigap saya berteriak
kepada istriku persis seperti seorang komandan kepada anak buahnya: ‘Bu,
masuk kamar. Sama si Ade’. Semua pintu ke luar aku tutup, agar tidak ada celah
keluar. Secepat kilat kubawa sebuah tongkat bambu pemberian mertuaku, yang beliau
minta disimpan di belakang pintu, agar ‘jika ada maling gampang digetok’.
Kuajak pula Bang Jimi, pembantu rumah sebelah, untuk membantu menangkap ular itu.
Akhirnya kutemukan juga ular itu yang bersembunyi di belakang meja komputer dengan
tali-tali menjuntai yang mungkin dia pikir itu temennya. Kucoba giring dia ke tembok,
dan akhirnya kutekan badan ular itu dengan tongkat bambu sekuat tenaga, sampai
menurutku mati. Lalu Bang Jimi - yang sebenarnya masih berusia dua tiga belas
tahunan - dengan beraninya menangkap ular itu - yang ternyata masih hidup,
dengan tangan kosongnya. Akhirnya ular yang sudah mati itu kumasukkan ke dalam
kantong plastik, lalu dibuang.
Read More »
Cerita di atas sepertinya sebuah perjuangan heroik. Padahal tidak, karena ular
yang kutemukan sebenarnya lebih tepat disebut anak ular, dengan diameter lebih kecil
dari pensil, panjang tidak lebih besar dari sejengkal. Tapi ular tetaplah ular,
sekecil apapun itu, bagi saya tetap berbahaya - apalagi ada Ade bayi di rumah.
Lagipula saya bukanlah Irfan Hakim, yang berani memelihara ular besar. Dengan ular
sekecil itupun sudah membuat istriku trauma.
Dengan kejadian itu, saya kemudian mencari cara agar rumah kami tidak didatangi ular
lagi. Apalagi setelah mendapatkan sebuah pernyataan dari seseorang kawan ‘wah,
ular itu harusnya jangan dimatikan di dalam rumah, ntar mengundang ular lainnya karena
penciuman ular tajam terhadap darah sesama ular, apalagi jika ular itu masih kecil,
bisa-bisa didatangi induknya’. (Di hati saya membatin, oh please deh,
lu nakutin keluarga gue).
Dan setelah search informasi sana sini, inilah apa yang saya pikirkan - termasuk
yang diusulkan beberapa website:
Menaburkan garam meja di sekeliling jalur masuk ke rumah.
Langkah seperti ini diusulkan banyak orang, termasuk juga saya pelajari
sewaktu pramuka, dan juga melihat dari beberapa filem di televisi.
Langkah ini sudah saya lakukan. Alhamdulillah saat itu rumah kami tidak
kemasukan ular, meskipun kami harus menerima konsekuensi negatif:
- Garam yang ditaburkan di lubang jendela kemudian membuat teralis besi berkarat dengan cepat
- Garam yang ditaburkan di pintu masuk kemudian menetes ke taman sehingga membuat rumput di sekeliling rumah kering dan mati
- Keampuhan garam akan menghilang seiring habisnya garam itu sendiri, baik terkena cucuran hujan, tersapu Mak Icih pembantu rumah atau tertiup angin. Dan pada saat jeda tidak terdapat garam di jalur masuk ke rumah, si ular pun mungkin tetap akan leluasa masuk.
Langkah kedua adalah
meletakkan
tali ijuk di sepanjang jalur masuk yang mungkin dilalui ular.
Hal ini dilakukan katanya agar ular takut masuk ke rumah, karena dia akan berhadapan
dengan ijuk yang tajam. Ijuk tajam adalah musuh ular dengan kulit yang halus - ups,
licin maksudnya. (Mungkin ularnya pesolek ya, “aduh bo, kulitnya jadi gak halus
lagi”). Langkah ini belum saya lakukan, selain karena saya belum menemukan tali
ijuk, saya juga masih tidak rela keindahan rumah saya yang tidak seberapa ini
terkotori tali ijuk di mana- mana.
Langkah ketiga yang sepertinya valid adala
menjebak ular (dan teman-temannya)
dan membiarkannya mati. Langkah seperti ini saya dapatkan dari mbah Gugel,
yaitu dengan cara membuat sebuah lubang tidak terlalu besar, sedalam semeter atau
semeter setengah di tempat yang kira - kira menarik perhatian ular. Lebih baik lagi
lubang itu dibuat dari paralon yang dilumuri oli atau gemuk sehingga ular yang masuk
terperosok ke sana akan susah melarikan diri, karena jika dia kabur dia akan berkata
’sialan, gue terpeleset’. Saya kemudian praktekkan hal itu.
Namun Bang Toni tukang kebun keliling membuatnya dengan diameter yang terlalu besar,
bahkan mirip dengan sebuah sumur kecil, dengan kedalaman yang tanggung.
Setelah sebulan, tetap saja tidak saya temukan satu ekor ular pun. Ternyata,
saya terlupa jika lubang itu harusnya diisi tape ketan yang beraroma menusuk,
yang bisa menggoda penciuman ular untuk datang. Apalagi jika tapenya asli Bandung
(anggaplah ular itu tahu wisata kuliner)
Setelah langkah itu dilakukan dan tidak menemukan hasil yang memuaskan, karena salah
penerapan, saya sekarang kemudian berpikir untuk
memanggil pawang ular.
Saya harapkan pawang ular itu bisa ‘meniup seruling emasnya’ dan ular-ular
di sekeliling rumahku akan mengikuti kemana pawang itu pergi persis seperti cerita
Tikus dan Peniup Seruling.
Mudah-mudahan ada satu cara itu yang setidaknya berhasil. Insya Allah.
Ada ide brilian lainnya?
Cag, 16 April 2011
sumber:
http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/02/cara-cara-menghindari-ular-masuk-rumah-359746.html
Ular Cobra India. Foto: Istimewa
Untuk ular beracun di negeri ini terbilang sangat banyak dan mudah ditemui
di lingkungan disekitar pemukimam penduduk. Macam macam ular berbisa di Indonesia,
yang paling bahaya adalah ular tanah ( weling ) ular cobra (ular sendok). Racun ular
atau bisa ular terdiri atas bahan kimia dan enzim yang kandungannya 90% terdiri dari
protein.
Bisa atau Racun Pada Ular Berbisa dibagi dalam dua kelompok :
-
Neurotoksin : Dapat melumpuhkan sistim saraf pusat, melumpuhkan jantung dan
saraf pernafasan. Racun jenis ini dimiliki oleh ular Kobra, ular Mamba,
ular Laut, Krait, Ular Karang.
-
Hemotoksin: Dapat menyerang sistim sirkulasi darah dan sistim otot dan dapat
menyebabkankerusakan jaringan, gangrene, kelumpuhan permanen kemapuan bergerak
otot. Racun jenis ini dihasilkan oleh keluarga ular Viperidae misalnya
Rattle Snake, Copper head, dan Cotton mouth.
Read More »
Beberapa jenis ular memiliki Neurotoksin ataupun Hemotoksin.
Sampai saat ini dikenal sekitar 20 jenis enzim yang beracun. Umumnya ular berbisa
memiliki 6 sampai 12 jenis enzim dalam bisa nya. Masing-masing berfungsi khusus,
misalnya untuk mencerna mangsa, sedangkan enzim yang lain untuk melumpuhkan mangsa.
Beberapa Jenis enzim yang dimiliki ular berbisa:
-
Cholinesterase : Neurotoksin dan dapat melumpuhkan mangsa
-
Amino Acid Oxidase : Berfungsi mencerna mangsa dan memicu peran enzim lainnya.
-
Hyaluronidase : Berfungsi untuk mempermudah penyerapan enzim lain kejaringan
korban.
-
Proteinase: Berfungsi untuk mencerna, mengahancurkan jaringan tubuh korban.
-
Adenosin Triphospatase : Diduga neurotoksin yang bekerja sentral dan menyebabkan
korban mengalami syok dan melumpuhkan mangsa.
-
Phospodiesterase : Bekerja dengan cara mengganggu fungsi jantung dan menurunkan
tekanan darah dengan cepat.
Racun ular sangat berbahaya,memicu manusia untuk membuat penangkalnya.
Penangkal racun ular yang disebut dengan antiracun atau antivenin dihasilkan dengan
metode ‘Horse Serum (Serum Kuda)’.
Horse Serum: Racun ular disuntikkan kedalam tubuh kuda, secara berlahan akan
terbentuk anti bodi terhadap racun ular tersebut. Serum dipisahkan dari darah kuda.
Namun sepertiga penerima serum kuda mengalami reaksi alergi.Oleh karena itu perlu
prosedur standard untuk menguji kepekaan serum sebelum diberikan kepada penderita
gigitan ular.
Selain untuk memproduksi antivenin, bisa ular ternyata dapat digunakan untuk bidang
kesehatan dan kedokteran lain, seperti :
-
Racun Ular Copperhead : Mengobati penderita kanker payudara
-
Racun Malayan Pit Viper: Dimanfaatka untuk mencegah pembekuan darah, mungkin
bermanfaat untuk penderita sroke<
-
Enzim racun Kobra: sedang diteliti untuk mencegar penyakit Parkinzon, Alzeimer,
serta leukemia dan kanker.
-
Racun Ular Viper: Diduga dapat mengatasi osteoporosis dan memperkecil tumor
tertentu
-
Beberapa jenis ekstrak bisa ular digunakan untuk antikoagulan, penyakit,
mengobati penyakit jantung atau darah tinggi.
Tindakan darurat jika digigit Ular:
-
Cuci luka gigitan ular dengan air bersih atau dengan larutan kalium permanganat
untuk menghilangkan atau menetralisir bisa ular.
-
Jangan dihisap luka gigitan ular dengan mulut walau untuk mengeluarkan racun tapi
cukup mengikat area luka gigitan ular untuk menghambat penyebaran racun.
-
Bila mungkin anggota badan yang digigit didinginkan dengan es batu.
-
Usahakan jangan banyak bergerak jika digigit ular tetap tenang dan berpikir
positif.
-
Jika kondisi jauh dari rumah sakit luka bekas gigitan ular diusahakan dengan
mencari pohon pisang yang masih muda sekitar 6. meter potong sekitar 30 cm dari
pangkal daun dan ujung potongan pohon pisang ditempelkan pada luka gigitan ular
yang area nya telah diikat dengan tali atau bahan apapun untuk menghambat racun
ular masuk dan mengalir melalui pembuluh darah.
-
Penderita secepatnya harus dibawa ke dokter atau rumah sakit yang terdekat untuk
menerima perawatan selanjutnya.
-
Ada sebagian cara penduduk pedalaman meminum air jahe dan membalur luka gigitan
ular dengan kunyit terus menerus sampai menunggu pertolongan dokter.
Demikianlah beberapa tips menghadapi situasi jika terkena gigitan ular berbisa yang
mematikan. Jika ada pengalaman lain bolehlah dibagi disini untuk sesama.
sumber:
http://memantau.blogspot.com/2012/07/tips-bila-digigit-ular-berbisa.html
THANKS FOR STOPPiNG BY!
We're Highly Appriciate any Support Suggestion?
To Keep This Blog Alive!