BismillahirRahmanirRahim
Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (disingkat KTT Asia Afrika atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung) adalah sebuah konferensi antara negara-negara Asia dan Afrika, yang kebanyakan baru saja memperoleh kemerdekaan. KAA diselenggarakan oleh Indonesia, Myanmar (dahulu Burma), Sri Lanka (dahulu Ceylon), India dan Pakistan dan dikoordinasi oleh Menteri Luar Negeri Indonesia Sunario. Pertemuan ini berlangsung antara 18 April-24 April 1955, di Gedung Merdeka, Bandung, Indonesia dengan tujuan mempromosikan kerjasama ekonomi dan kebudayaan Asia-Afrika dan melawan kolonialisme atau neokolonialisme Amerika Serikat, Uni Soviet, atau negara imperialis lainnya.
Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Konferensi_Asia–Afrika
Sejarah Konferensi Asia Afrika (1955) [Show]
A. Latar Belakang Konferensi Asia Afrika
Sebelum perang dunia II, negara-negara dunia ketiga yang berada di kawasan benua Asia dan Afrika umumnya adalah daerah jajahan. Namun setelah berakhirnya perang dunia II pada Agustus 1945, negara-negara dunia ketiga menjadi bangkit dan semakin meningkatkan perjuangan mereka untuk memperoleh kemerdekaan. Hal tersebutlah yang menyebabkan timbulnya konflik dan pergolakan di berbagai tempat seperti konflik di Semenanjung Korea, Vietnam, Palestina, Yaman, Daratan China, Afrika, dan Indonesia.Kondisi keamanan dunia yang masih belum stabil pasca berakhirnya perang dunia kedua tersebut semakin diperparah dengan munculnya perang dingin antara dua blok yang saling berseberangan yaitu Blok Barat yang dipimpin oleh Amerika Serikat, dan Blok Timur yang dipimpin oleh Uni Sovyet. Kedua kekuatan besar yang saling berlawanan baik secara ideologis maupun kepentingan tersebut terus berlomba-lomba untuk membangun senjata modern, sehingga situasi dunia pada saat itu selalu diliputi oleh kecemasan akan terjadinya perang nuklir.
Kondisi tersebutlah yang mendorong negara-negara yang baru merdeka untuk menggalang persatuan dan mencari jalan keluar demi meredakan ketegangan dunia dan memelihara perdamaian.
B. Persiapan Penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika
Sebelum Konferensi Asia Afrika (KAA) diselenggarakan, telah terlebih dahulu dilaksanakan pertemuan pendahuluan di Colombo (Srilanka) pada tanggal 28 April 1954 hingga 2 Mei 1954. Pertemuan inilah yang dikenal sebagai Konferensi Colombo. Hasil dari Konferensi Colombo ini adalah kesepakatan untuk menyelenggarakan konferensi lanjutan antara negara-negara Asia-Afrika.Pertemuan selanjutnya diadakan di Bogor (Indonesia) pada tanggal 28-31 Desember 1954. Dalam pertemuan ini, dibahas mengenai persiapan penyelenggaraan KAA. Konferensi di Bogor ini dikenal sebagai Konferensi Panca Negara. Hasil dari Konferensi Panca Negara antara lain:
- Mengadakan Konferensi Asia Afrika di Bandung pada bulan April 1955.
- Menetapkan kelima negara peserta Konferensi Panca Negara (Konferensi Bogor) sebagai negara-negara sponsor.
- Menetapkan jumlah negara Asia Afrika yang akan diundang.
- Menentukan tujuan pokok Konferensi Asia Afrika.
- Indonesia, diwakili oleh Perdana Menteri Mr. Ali Sastroamijoyo.
- India, diwakili oleh Perdana Menteri Shri Pandit Jawaharlal Nehru.
- Pakistan, diwakili oleh Perdana Menteri Muhammad Ali Bogra.
- Srilanka, diwakili oleh Perdana Menteri Sir John Kotelawa.
- Burma (sekarang Myanmar), diwakili oleh Perdana Menteri U Nu.
C. Tujuan Konferensi Asia Afrika
Tujuan diselenggarakan KAA antara lain:- Kepentingan bersamaa negara-negara Asia Afrika.
- Meningkatkan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
- Kedaulatan negara, imperialisme, dan masalah-masalah rasialisme.
- Kedudukan negara-negara Asia Afrika dalam upaya mewujudkan perdamaian dunia.
D. Pelaksanaan Konferensi Asia Afrika
Konferensi Asia Afrika dilaksanakan dilaksanakan di Bandung pada tanggal 18-25 April 1955. Konferensi ini berlangsung di Gedung Merdeka yang sekarang terletak di Jalan Asia Afrika, Bandung. Konfrensi yang dibuka secara resmi oleh Presiden Sukarno pada tanggal 18 April 1955 ini dihadiri oleh 29 negara, dan dan 6 diantaranya adalah negara-negara Afrika.Ke-29 negara peserta Konferensi Asia Afrika di Bandung tersebut antara lain: Afganistan, Yordania, Saudi Arabia, Burma, Kamboja, Srilanka, Jepang, Laos, Sudan, Ethiopia, Libanon, Suriah, Filipina, Liberia, Turki, Ghana, Libya, Vietnam Selatan, India, Thailand, Vietnam Utara, Indonesia, Mesir, Yaman, Irak, Nepal, Pakistan, Iran, dan RRC.
Susunan pengurus Konferensi Asia Afrika adalah sebagai berikut:
- Ketua Komite : Mr. Ali Sastroamijoyo
- Ketua Komite Ekonomi : Prof. Ir Rooseno
- Ketua Komite Kebudayaan : Mr. Moh. Yamin
- Sekretaris Jenderal : Roeslan Abdul Ghani
- Usaha untuk meningkatkan kerjasama bidang ekonomi, sosial, budaya, dan hak asasi manusia.
- Hak menentukan nasib sendiri.
- Rasialisme (perbedaan warna kulit).
- Kerjasama internasional.
- Masalah pelucutan senjata.
- Masalah rakyat yang masih terjajah di Afrika Utara.
- Masalah Irian Barat.
E. Hasil Konferensi Asia Afrika
Hasil Konferensi Asia Afrika yang paling penting adalah telah terjadinya suatu kerjasama di antara negara-negara Asia Afrika. Selain itu, pertemuan KAA telah berhasil pula merumuskan sepuluh asas yang tercantum dalam Dasasila Bandung. Dalam Dasasila Bandung, tercermin penghargaan terhadap hak asasi manusia, kedaulatan semua bangsa, dan perdamaian dunia. Dan berikut adalah isi Dasasila Bandung.Dasasila Bandung
- Menghormati hak-hak asasi manusia sesuai dengan Piagam PBB.
- Menghormati kedaulatan wilayah setiap bangsa.
- Mengakui persamaan semua ras dan persamaan semua bangsa baik besar maupun kecil.
- Tidak melakukan campur tangan dalam soal-soal dalam negara lain.
- Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian atau secara kolektif.
- Tidak melakukan tekanan terhadap negara lain.
- Tidak melakukan agresi terhadap negara lain.
- Menyelesaikan masalah dengan jalan damai.
- Memajukan kerjasama dalam bidang ekonomi, sosial, dan budaya.
- Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional.
Konferensi Asia Afrika (2005) [Show]
Asian African Summit 1955-2005
Bandung, April 19 - 24, 2005
Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2005 adalah pertemuan antara para kepala negara, negara-negara Asia dan Afrika yang diadakan di Jakarta dan Bandung, Indonesia dari 19-24 April 2005. Pembukaan resminya dilakukan pada 22 April oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan pada tahun 2005 di Gedung Merdeka, tempat konferensi ini dulu dilaksanakan di Bandung pada tahun 1955. Temanya adalah "Reinvigorating the Bandung Spirit: Working Towards a New Asian-African Strategic Partnership" (Mengembalikan Semangat Bandung: Bekerja Menuju Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru).
KTT Asia–Afrika 2005 menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership, Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru), yang diharapkan akan membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan para rakyat Asia dan Afrika.
Pertemuan ini dilaksanakan saat adanya ketegangan antara Jepang dan Republik Rakyat Cina mengenai dihapuskannya sejarah Jepang yang kelam pada masa Perang Dunia II dari buku-buku teks Jepang. Kepala negara dari kedua negara tersebut kemudian bertemu di sela-sela pertemuan itu untuk saling membicarakan hal tersebut.
Ada dua tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan KTT tahun 2005:
Jakarta Convention Center, Jakarta
Gedung Merdeka, Bandung - lokasi asli pertemuan 1955
Para peserta di antaranya adalah Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi, Presiden Tiongkok, Hu Jintao, Sekjen PBB, Kofi Annan, Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, Presiden Afganistan, Hamid Karzai, Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah dan Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki.
Kesembilan prinsip atau Nawa Sila itu adalah:
Pada bagian penutup Deklarasi NAASP, disebutkan perlunya memajukan kerja sama nyata di antara kedua benua di bidang-bidang seperti perdagangan, industri, investasi, keuangan, turisme, teknologi komunikasi dan informasi, energi, kesehatan, transportasi, pertanian, sumber daya air, dan perikanan.
Kemitraan Strategis Asia-Afrika juga diharapkan juga berkiprah dalam masalah-masalah seperti konflik bersenjata, senjata pemusnah massal, kejahatan transnasional dan terorisme, yang sangat mendasar untuk memastikan perdamaian, stabilitas, dan keamanan. Negara-negara Asia-Afrika juga membulatkan tekad untuk menghindari konflik dan menyelesaikan persengketaan melalui jalan-jalan damai dan berusaha keras mencari mekanisme-mekanisme inovatif untuk membangun saling percaya dan penyelesaian sengketa, termasuk pembangunan perdamaian pascakonflik.
Dalam Deklarasi NAASP juga ditegaskan tiga pilar untuk mendukung keberlanjutan NAASP, yaitu forum antar-pemerintah, organisasi-organisasi subregional, dan interaksi orang per orang, khususnya kalangan bisnis, akademik, dan masyarakat sipil. Disebut juga mekanisme lanjutan untuk mengembangkan sekaligus terus mengevaluasi proses NAASP, yaitu pertemuan tingkat tinggi setiap empat tahun, pertemuan para menteri luar negeri setiap dua tahun, dan pertemuan menteri sektoral dan pertemuan teknis lainnya bilamana dibutuhkan.
Dari berbagai rumusan hasil KAA 2005 itu memang tergambar tekanan yang cukup besar pada keharusan kerja sama lebih erat, seimbang, dan saling mendukung antara negara- negara di Asia dan Afrika. Di sisi lain, dicerminkan juga tekad Asia-Afrika untuk memperkuat kembali multilateralisme dalam menanggulangi permasalahan global maupun regional.
Rumusan hasil akhir KAA 2005 itu memang sifatnya masih sangat umum dan barangkali terkesan "abstrak" alias belum konkret. Namun sebagaimana ditekankan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, pertemuan itu adalah pertemuan pertama negara-negara Asia- Afrika setelah 50 tahun lalu pertemuan pertama diselenggarakan. Dengan demikian, komitmen-komitmen yang sudah dicapai itu sudah merupakan hasil yang maksimal dari kepentingan, pemikiran, dan pandangan sekitar 100 negara Asia-Afrika yang menghadiri KAA 2005.
Dari segi penyelenggaraan, KAA 2005 berlangsung dengan lancar, aman, dan tidak memunculkan permasalahan yang signifikan. Wajarlah bila banyak delegasi peserta KAA memuji Indonesia, rakyat, dan Pemerintah Indonesia yang mampu menghimpun negara sebanyak itu meski baru saja dirundung berbagai bencana. Inilah pertanda kebangkitan kembali Indonesia dalam forum internasional. Jika pada tahun 1955, seperti disampaikan saksi sejarah KAA 1955 Roeslan Abdulgani, mereka yang hadir tidak pernah menyangka dampak KAA 1955 akan mengubah peta politik dunia, kita pun mungkin akan mengetahui persis dampak KAA 2005 beberapa tahun dari sekarang.
Sumber:
http://www.unisosdem.org/kliping_detail.php?aid=5083&coid=1&caid=24
http://pkndisma.blogspot.com/2013/04/konferensi-tingkat-tinggi-asiaafrika.html
Bandung, April 19 - 24, 2005
Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2005 adalah pertemuan antara para kepala negara, negara-negara Asia dan Afrika yang diadakan di Jakarta dan Bandung, Indonesia dari 19-24 April 2005. Pembukaan resminya dilakukan pada 22 April oleh Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono.
Peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan pada tahun 2005 di Gedung Merdeka, tempat konferensi ini dulu dilaksanakan di Bandung pada tahun 1955. Temanya adalah "Reinvigorating the Bandung Spirit: Working Towards a New Asian-African Strategic Partnership" (Mengembalikan Semangat Bandung: Bekerja Menuju Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru).
KTT Asia–Afrika 2005 menghasilkan NAASP (New Asian-African Strategic Partnership, Kerjasama Strategis Asia-Afrika yang Baru), yang diharapkan akan membawa Asia dan Afrika menuju masa depan yang lebih baik berdasarkan ketergantungan-sendiri yang kolektif dan untuk memastikan adanya lingkungan internasional untuk kepentingan para rakyat Asia dan Afrika.
Pertemuan ini dilaksanakan saat adanya ketegangan antara Jepang dan Republik Rakyat Cina mengenai dihapuskannya sejarah Jepang yang kelam pada masa Perang Dunia II dari buku-buku teks Jepang. Kepala negara dari kedua negara tersebut kemudian bertemu di sela-sela pertemuan itu untuk saling membicarakan hal tersebut.
Ada dua tempat yang digunakan untuk penyelenggaraan KTT tahun 2005:
Jakarta Convention Center, Jakarta
Gedung Merdeka, Bandung - lokasi asli pertemuan 1955
Peserta Konferensi Asia Afrika (2005)
KTT Asia-Afrika 2005 diikuti sebanyak 89 kepala negara/pemerintahan dan utusan khusus dari Asia dan Afrika, 10 perwakilan organisasi regional/sub-regional, 20 negara lain dan 11 organisasi internasional, 1.978 delegasi dan 1.426 perwakilan media domestik dan asing.Para peserta di antaranya adalah Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi, Presiden Tiongkok, Hu Jintao, Sekjen PBB, Kofi Annan, Presiden Pakistan, Pervez Musharraf, Presiden Afganistan, Hamid Karzai, Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi, Sultan Brunei, Hassanal Bolkiah dan Presiden Afrika Selatan, Thabo Mbeki.
Hasil Konferensi Asia Afrika (2005)
Hasil dari KAA 2005 adalah apa yang dikenal dengan nama Nawa SilaKesembilan prinsip atau Nawa Sila itu adalah:
- Dasa Sila Bandung yang dihasilkan dari KAA 1955;
- Pengakuan atas keanekaragaman antara dan di dalam wilayah, termasuk sistem ekonomi dan sosial, dan tingkatan pembangunan;
- Komitmen pada dialog terbuka, berlandaskan saling menghormati dan keuntungan bersama;
- Memajukan kerja sama non-eksklusif dengan melibatkan seluruh stakeholders;
- Pencapaian kerja sama praktis dan berkelanjutan berlandaskan keuntungan komparatif, kemitraan sejajar, visi dan pemilikan bersama, dan juga tekad bersama yang kuat untuk menangani tantangan-tantangan bersama;
- Memajukan kemitraan berkelanjutan melalui melengkapi atau membangun inisiatif regional atau subregional yang sudah ada di Asia dan Afrika;
- Memajukan masyarakat yang adil, demokratik, terbuka, bertanggung jawab, dan harmonis;
- Memajukan dan melindungi hak-hak asasi manusia dan kebebasan-kebebasan fundamental, termasuk hak untuk membangun;
- Memajukan upaya-upaya kolektif dan terpadu dalam forum-forum multilateral.
Pada bagian penutup Deklarasi NAASP, disebutkan perlunya memajukan kerja sama nyata di antara kedua benua di bidang-bidang seperti perdagangan, industri, investasi, keuangan, turisme, teknologi komunikasi dan informasi, energi, kesehatan, transportasi, pertanian, sumber daya air, dan perikanan.
Kemitraan Strategis Asia-Afrika juga diharapkan juga berkiprah dalam masalah-masalah seperti konflik bersenjata, senjata pemusnah massal, kejahatan transnasional dan terorisme, yang sangat mendasar untuk memastikan perdamaian, stabilitas, dan keamanan. Negara-negara Asia-Afrika juga membulatkan tekad untuk menghindari konflik dan menyelesaikan persengketaan melalui jalan-jalan damai dan berusaha keras mencari mekanisme-mekanisme inovatif untuk membangun saling percaya dan penyelesaian sengketa, termasuk pembangunan perdamaian pascakonflik.
Dalam Deklarasi NAASP juga ditegaskan tiga pilar untuk mendukung keberlanjutan NAASP, yaitu forum antar-pemerintah, organisasi-organisasi subregional, dan interaksi orang per orang, khususnya kalangan bisnis, akademik, dan masyarakat sipil. Disebut juga mekanisme lanjutan untuk mengembangkan sekaligus terus mengevaluasi proses NAASP, yaitu pertemuan tingkat tinggi setiap empat tahun, pertemuan para menteri luar negeri setiap dua tahun, dan pertemuan menteri sektoral dan pertemuan teknis lainnya bilamana dibutuhkan.
Dari berbagai rumusan hasil KAA 2005 itu memang tergambar tekanan yang cukup besar pada keharusan kerja sama lebih erat, seimbang, dan saling mendukung antara negara- negara di Asia dan Afrika. Di sisi lain, dicerminkan juga tekad Asia-Afrika untuk memperkuat kembali multilateralisme dalam menanggulangi permasalahan global maupun regional.
Rumusan hasil akhir KAA 2005 itu memang sifatnya masih sangat umum dan barangkali terkesan "abstrak" alias belum konkret. Namun sebagaimana ditekankan Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda, pertemuan itu adalah pertemuan pertama negara-negara Asia- Afrika setelah 50 tahun lalu pertemuan pertama diselenggarakan. Dengan demikian, komitmen-komitmen yang sudah dicapai itu sudah merupakan hasil yang maksimal dari kepentingan, pemikiran, dan pandangan sekitar 100 negara Asia-Afrika yang menghadiri KAA 2005.
Dari segi penyelenggaraan, KAA 2005 berlangsung dengan lancar, aman, dan tidak memunculkan permasalahan yang signifikan. Wajarlah bila banyak delegasi peserta KAA memuji Indonesia, rakyat, dan Pemerintah Indonesia yang mampu menghimpun negara sebanyak itu meski baru saja dirundung berbagai bencana. Inilah pertanda kebangkitan kembali Indonesia dalam forum internasional. Jika pada tahun 1955, seperti disampaikan saksi sejarah KAA 1955 Roeslan Abdulgani, mereka yang hadir tidak pernah menyangka dampak KAA 1955 akan mengubah peta politik dunia, kita pun mungkin akan mengetahui persis dampak KAA 2005 beberapa tahun dari sekarang.
Sumber:
http://www.unisosdem.org/kliping_detail.php?aid=5083&coid=1&caid=24
http://pkndisma.blogspot.com/2013/04/konferensi-tingkat-tinggi-asiaafrika.html
Konferensi Asia–Afrika (2015) [Show]
A. Artikel Utama untuk Konferensi Asia–Afrika 2015
*) Belum tersedia untuk saat ini ...Bagi Sahabat(2x) yang ingin & berbagi dipersilahkan untuk melangkapi, dengan menuliskan kolom komentar di bawah ... :)
B. Asian African Carnival 2015 (AAC-2015) [Show]
Asian African Carnival 2015 (AAC-2015)
City Festivity Celebrating 60 Years of Asian African Conference
Bandung, April 21 - 27, 2015
News | Events [Show] |
Festival Of Nations Rundown (2015-04-03)
Download : Official (PDF, 51,2KB) | Alternative (PDF.7z, 45,5KB)
Click the image to enlarge
Rundown Meet & Greet In Malls - Tentative
Download : Official (PDF, 320KB) | Alternative (PDF.7z, 303KB)
Click the image to enlarge
Parade Rundown
Download : Official (PDF, 245KB) | Alternative (PDF.7z, 230KB)
Click the image to enlarge
Programme Schedule
Download : Official (PDF, 20.4MB) | Alternative (PDF.7z, 19.9MB)
Click the image to enlarge | [Show Spoiler Pictures]
Copyright © 2015 by asianafricancarnival.com | info@asianafricancarnival.com
C. Hasil KTT Asia Afrika Ke-60 (22-23 April 2015)
Konferensi Tingkat Tinggi Asia Afrika (KAA) ke-60 resmi ditutup oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), di Plenary Hall, Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Kamis (23/4) petang.Dalam konferensi yang diikuti oleh puluhan kepala negara dan pemerintahan, antara lain Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Presiden Republik Rakyat Tiongkok Xi Jinping, Raja Swaziland Mswati III, Perdana Menteri Palestina Rami Al Hamdallah, Presiden Zimbabwe Robert Mugabe, Raja Jordania Abdullah II, Presiden Iran Hassan Rouhani dan Perdana Menteri Thailand Jenderal Prayut Chan O Cha.
Konferensi Asia Afrika menghasilkan beberapa kesepakatan diataranya:
» Pesan Bandung 2015;KTT Asia Afrika telah berhasil menyusun langkah nyata untuk menindaklanjuti kerja sama secara konkrit yang tercantum dalam Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Baru Asia Afrika. Selain itu, KTT ini juga berhasil menyusun kerangka operasional mekanisme pemantauan.
» Deklarasi Penguatan Kemitraan Strategis Asia dan Afrika; dan
» Deklarasi Mengenai Palestina”.
“Para menteri luar negeri diminta untuk melakukan pertemuan dua tahun sekali di sela-sela Sidang Umum PBB di New York,” ujar Jokowi.Kesepakatan lain yang dihasilkan dalam KTT Asia Afrika ini adalah pentingnya penguatan kerja sama selatan-selatan melalui inisiatif dan program pengembangan kapasitas dan kerja sama teknis.
Sementara masalah Palestina memperoleh perhatian khusus setelah, selain diadopsinya Deklarasi Khusus Mengenai Palestina, dan dukungan peserta bagi kemerdekaan Palestina yang juga sangat kuat dan siap membantu pengembangan kapasitas SDM dan kelembagaan bagi Palestina.
Sumber: dari berbagai sumber.
Catatan (Admin) [Show]
Beberapa catatan Admin, setelah mencari (mengumpulkan) artikel, referensi online
mengenai Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Afrika (disingkat KTT Asia Afrika
atau KAA; kadang juga disebut Konferensi Bandung):
-
Mudah-mudahan hasil dari KTT Asia Afrika (2015) bisa tercapai, Amiin ...
-
Website resmi yang permanen (Official website permanent link), tidak
berubah-ubah setiap KTT Asia Afrika diadakan.
sebagai contoh:
Asian African Summit 1955-2005.
Website resmi untuk KTT Asia Afrika Kedua (2005) yang sudah tidak aktif (ada).
Asian African Carnival 2015.
Website resmi untuk KTT Asia Afrika Ketiga (2015)
-
Dengan adanya website resmi yang permanen, disamping menjaga dan memelihara catatan
sejarah juga akan memudahkan bagi yang sedang mencari informasi mengenai KTT Asia
Afrika secara lengkap dan terpercaya.
“Jangan Sekali-kali Melupakan Sejarah atau disingkat "Jasmerah" adalah semboyan yang terkenal yang diucapkan oleh Soekarno, ” dalam pidato kenegaraannya yang terakhir pada HUT-RI tanggal 17 Agustus 1966.
- Bagi Sahabat(2x) yang ingin & berbagi dipersilahkan untuk melangkapi, dengan menuliskan kolom komentar di bawah ... :)
Rujukan (Referensi) [Show]
- Konferensi Asia–Afrika - Wikipedia
- Gedung Merdeka - Wikipédia
- Sejarah Konferensi Asia Afrika (KAA) by Algo Wijaya
- Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika 2005 - Wikipedia
- Nawa Sila dan Konferensi Asia-Afrika 2005 - unisosdem.org
- Konferensi Tingkat Tinggi Asia–Afrika (KAA) 2005 - pkndisma.blogspot
- Asian African Carnival 2015 Official Website
- Inilah Hasil-Hasil KTT Asia Afrika ke-60 - SetKab.go.id
- Ini Tiga Hasil Kesepakatan Konferensi Asia-Afrika ke 60 - GATRANEWS*
- Hasil-Hasil KTT Asia Afrika 22 -23 April 2015 - aktualita.co
Jazakumullohu Khouiron Katsiron
Semoga Bermanfaat, Terima Kasih !
Thanks for Stopping By !
We're Highly Appreciate Any Support & Suggestion,
To Keep This Blog Alive !
0 comments:
Post a Comment
Please Notices! Write NAME (nick name) to make it easier to respond to comments that you write. Comments are rude, racist, and humiliation may not be passed and it will be deleted without warning ...